Minggu, 25 Februari 2018

Mungil



Mungil, Cita-Citaku Guru!

Kring....kring...kring.... Alarm jam berbunyi, tanda pukul 04.00 telah datang. Aku lalu bergegas merapikan tempat tidur dan mengambil air wudhu lalu beribadah. Tak lupa setelah itu aku membantu ibu, karena bagiku anak yang keren mau membantu ibu. Oh ya, perkenalkan namaku Kartika Bintari biasa dipanggil Mungil karena tubuhku mungil. Tubuhku yang kecil membuat teman-teman bermain memanggilku mungil. Saat ini aku kelas 5 SD dan bersekolah di SD Al Hikmah Surabaya. Aku suka sekali memakai dua kuncir rambut sampai teman-teman sering bilang kuncir rambutku seperti Tugu Monas di Jakarta. Minion, panggilan lain dari teman-teman karena mukaku yang bulat.  Kata teman-teman aku harus banyak makan biar tidak mungil lagi. Ah, padahal makanku kan sudah banyak.
“Ibu kenapa Tika berbadan mungil, apa Tika tidak bisa besar,” tanyaku kepada ibu sambil melihat senyum ibu. “Nak, Tuhan memberikan manusia kelebihan masing-masing. Jadi Tika harus selalu berdoa dan belajar ya,” jawab ibu sambil mengelus rambutku. Aku lalu melihat dengan raut muka sungguh-sungguh dan bertanya. “Kenapa harus berdoa dan belajar Bu, kan Tika maunya jadi besar?” balasku sambil membantu ibu membersihkan sayur. Ibu lagi-lagi tersenyum dan mnempelkan tomat segar ke pipiku “Ah Ibu, kan dingin,” sambil memasang muka cemberut.
“Anak ibu yang paling cantik jangan cemberut nanti jelek seperti nenek sihir lho. Nak, berdoa adalah kunci agar cita-cita kita dapat tercapai. Karena Tuhan akan mengabulkan usaha Tika jika disertai dosa,” balas ibuk sambil memisahkan sayur segar. Aku terdiam sejenak dengan wortel di tangan yang belum selesai aku bersihkan, “Lalu kenapa harus belajar Bu? Kalau berdoa saja Tika bisa menggapai cita-cita?” Lagi-lagi ibu tersenyum dan kali ini memegang kedua pundakku sambil menatapku “Putri ibu yang paling cantik, kenapa Tika harus belajar? Sekarang ibu bertanya jika Tika tidak belajar bagaimana nanti membagikan ilmu yang dimiliki? Semua harus belajar Nak agar tidak hanya pintar tapi juga bisa berbagi il.....?” suara ibu berhenti. “Mu....., ilmu ya Bu?” jawabku dengan tersenyum. “Betul sekali anak ibu yang paling cantik. Sudah, sekarang Tika mandi dulu biar ibu memasak di dapur. Terima kasih putri ibu yang paling mungil sudah membantu membersihkan sayur” jawab ibu sambil mencubit pipiku dan menuju tempat memasak. “Ah ibu,” balasku dengan manyun. Aku lantas bergegas mandi, karena hari ini adalah hari Senin. Hari di mana ada pelajaran bahasa Indonesia yang aku sukai.
Selesai mandi serta makan, kemudian aku bergegas pamit ayah dan ibu. Tentu tak lupa mencium tangan mereka. Aku berangkat dengan sepedaku warna merah muda, warna favoritku. Sepanjang jalan aku bernyanyi lagu Selamat Pagi sambil tersenyum kepada setiap orang yang aku jumpai. Aku selalu ingat pesan ayah untuk memberikan kebaikan sekecil apapun, misalnya tersenyum.  “Selamat pagi Pak Rian,” sapaku sambil tersenyum kepada penjual koran langganan ayahku. “Selamat pagi Nak Tika, semangat dan hati-hati di jalan ya,” balas Pak Rian sambil melambaikan tangan.
Ciiiiittttttt...ciiittttttt. Bunyi rem sepeda yang aku tekan. Aku berhenti sejenak karena melihat seorang ibu sibuk mengambil kertas yang terjatuh. “Ibu...ibu, Tika bantu yah” sambil mengambil kertas.
”Wah, terima kasih Nak Tika. Cantik sekali Tika hari ini. Nak Tika kelas berapa?” tanya ibu tersebut. “Tika kelas 5 ibuk. Ibu mau ke mana kok kertasnya jatuh,” jawabku sambil terus membantu mengambil kertas.
“Oh ibu mau mengajar di sekolah alam. Sekolah yang nantinya juga mengenalkan alam bagi siswa-siswinya. Oh ya, nama ibu Tiwi. Salam kenal ya Nak Tika,” sambil tersenyum kepadaku. Rasa penasaranku akhirnya muncul bergegas aku bertanya “Kenapa ibu mau menjadi guru. Bukankah susah ya ibu kalau menjadi guru. Bu Tiwi kembali tersenyum kemudian menjawab “Menjadi guru itu menyenangkan Nak Tika. Kita akan tahu bagaimana lucunya dan semangatnya siswa-siswi ketika belajar. Nak Tika juga bisa memberikan ilmu kepada sesama. Ilmu itu bermanfaat ketika bisa dibagikan”.
Aku sejenak berhenti merapikan kertas, “Kalau ada murid yang nakal Bu, bagaimana? Teman sekelas Tika ada yang nakal juga”. Ibu itu berdiri sambil mengambil kertas yang kupegang dan mengusap rambutku “Nak Tika, tidak ada murid yang nakal. Anak-anak seusia Nak Tika memang sering berekspresi. Nah, sebagai guru kita harus mengarahkan ekspresi itu secara tepat. Nanti pasti akan ada hasil yang baik” sahut Bu Tiwi dengan senyum khas seorang guru.
Aku mendengarkan dengan seksama sambil garuk-garuk kepala. “Kalau begitu apakah Tika berbadan mungil ini bisa menjadi guru Bu? Tika selalu diejek di sekolah,” sambungku dengan manyun. “Nak Tika Tuhan tidak pernah membedakan umatNya. Tidak perlu khawatir Nak Tika. Asal dengan doa, usaha dan tidak putus asa. Nak Tika bisa mencapai cita-cit,” jawab Bu Tiwi bijak. Perkataan ini sama seperti ibuku di rumah dan sepertinya aku ingin menjadi guru.
“Terima kasih Bu Tiwi, Tika mau menjadi guru saja” balasku sambil bergegas naik sepeda. “Semangat ya Nak Tika, tidak perlu merasa minder. Nak Tika pasti bisa. Semangat” ucap Bu Tiwi sambil mengepalkan tangan ke atas.
Aku bergegas mengayuh sepeda ke sekolah. Hari ini adalah giliranku maju ke depan kelas dan menceritakan cita-cita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hari ini aku akan menceritakan cita-citaku sebagai seorang guru. Aku memantapkan hati menjadi guru. Menjadi guru memang susah, tetapi memudahkan. Menjadi guru susah karena harus bertemu berbagai macam siswa, tetapi juga memudahkan karena membuat siswa mampu belajar dengan baik. Hari ini aku ingin menjadi guru. Hari ini Tika ingin berbagi ilmu. Hari ini, Tika si Mungil bercita-cita menjadi guru.


Jumat, 23 Februari 2018

Sakit Gigi

"Aku ingin bercerita....
Bukan tentang Superman yg ngambek musuhnya hilang
Bukan pula tukang ledeng tetangga sebelah yg sudah ganti
Tapi, tentang kehidupanku sebagai manusia yg pernah sakit gigi...."
Begitulah tulisan yang aku cetak di bukuku manakala tatapku sepi tak ada kawan. Ceritaku berawal dari kehidupan yang menurut banyak orang adalah manusiawi.
Perkenalkan namaku ...... . .

Kutipan tersebut merupakan bagian novel yg sedang dalam proses persalinan. Tokohnya sedang peremajaan kulit, jadi sementara tidak mau muncul dalam cerita. Judul novel tertera pada gambar, tapi bisa berubah tergantung saya habis makan apa hehe. Terima kasih kawan dekat dan kawan jauh yg sudah membaca serta memberikan masukan. Saya berdoa semoga besok kita semua dapat shalat Subuh secara gratis dan tidak sakit gigi. Amin



Kamis, 22 Februari 2018

Proyek Novel




"....... Ah pasti hari ini aku akan diinterogasi Polisi luar angkasa. Bukan karena ayah yg telah berhasil menyelundupkanku ke Bumi melalui ibuku. Bukan pula karena aku yg telah menculik musuh Superman, sampai akhirnya Superman ngambek karena tidak ada pekerjaan tetap menangkap penjahat. Aku pasti diinterogasi karena aku lupa mengembalikan kunci Polisi luar angkasa sewaktu aku mengajakmu menyelundup ke Bumi. Tapi tidak apa, aku yakin semua akan paham. Karena kamu gadis yg tidak perlu terlihat keren di seisi planet. Gadis yg terlihat cantik saat flu sekalipun dan suka membuatku lupa kalau cabai itu rasanya pedas. ........" 


            Ini adalah sepenggal dari bagian novel yg mendadak ingin ku buat setelah melihat kawanku Miko dg rambut barunya ala Justin Bieber. Kaprodiku yg masih sibuk dg SPMI dan Bindalwas. Di antara kesibukan mereka yg masih manusia, mendadak aku ingin menulis Novel "Dia, Perempuan yang Terlihat Sedih Saat Tersenyum". Tidak tahu selesai kapan, ketika pergantian shio mungkin atau pergantian tukang ledeng tetangga sebelah. Tapi, tak apalah semoga kelak setelah selesai bisa menginspirasi dan mengaspirin siapapun yg membaca
~whar

Rabu, 07 Februari 2018

Cara Praktis Menulis Kreatif



 




 “Menulis adalah seni menciptakan dan menjelaskan dunia”


 




Menulis kreatif tidaklah identik dengan fiksi. Alasannya, melalui menulis siapa saja dapat menuangkan keresahan dalam otak, memproses otak berpikir dan bekerja dengan baik guna memproduksi sesuatu. Menulis kreatif tidak hanya berpijak pada ranah fiksi, melainkan pada ranah non fiksi. Buku saku ini dibuat guna mempermudah dan mengetahui tataran menulis kreatif dalam berbagai ranah. Buku ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siapa saja yang ingin menulis ke depannya.

A. Menulis Kreatif Fiksi Dan Menulis Kreatif Non Fiksi
Menulis merupakan seni menghidupkan dan melahirkan ide. Tulisan fiksi dan non-fiksi secara garis besar dibedakan berdasarkan lingkup atau scope yang dibahas dalam tulisan. Ranah fiksi  lingkupnya adalah penulis menciptakan dunia. Sementara lingkup non-fiksi penulis menjelaskan dunia dan memperindah dunia. 
Istilah fiksi mengandung pengertian cerita rekaan atau cerita khayalan. Karya fiksi disebut cerita rekaan karena sebagai karya naratif, isi yang terkandung di dalamnya tidak mengacu pada kebenaran sejarah (Abrams dalam Sayuti: 2007, hal 13).  Jenis  naskah fiksi  berupa cerita pendek, cerita bersambung, novel, dan roman. Secara umum unsur intirnsik fiksi berupa pelaku, alur atau plot, tema utama, setting atau latar, dan amanat.  Istilah non fiksi mengacu pada pembahasan isi tulisan yang sifatnya fakta (sudah terjadi). Jenis naskah non fiksi berupa biografi, autobiografi, narasi deskriptif, narasi persuasif, artikel jurnalistik.

B. Menulis Aartikel
Menurut KBBI (1999) artikel didefinisikan sebagai karya tulis lengkaph , surat kabar, dan sebainya. 
Menurut Asep Samsul M Romli(2003) artikel secara definiti di artikan sebagai sebuah karangan faktual ( nonfiksi) tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tidak tentu, untuk dimuata di surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna untuk meyakinkan , mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah atau menghibur.
Artikel di kalangan jurnalistik diartikan sebagai karangan prosa yang dimaut dalam media massa yang membahas isu tertentu( bukan dalam arti desas desus atau kabar burung). Artikel lebih dimaksudkan untuk menyamapaikan fakta, analisis fakta, penelitan dan melontarkan ide atau gagasan alternatif dengan tujuan tertentu. Artikel juga berperan membujuk dan mengambil posisi sudut pandang tertentu terhadap pokok- pokok gagasan.
Seorang penulis tidak bisa menulis karangan bermutu dalam sekali tulisan, sekalipun itu artikel.  Seorang penulis harus mencoba, berlatih terus menerus, bergelut dan memperbaiki tulisan. Guna mempermudah suatu karangan bermutu, dalam hal ini artikel berikut disampaikan kerangka serta tahapan pembuatan.
Bagian I : Awal
Pada bagian awal, elemen yang harus ada ialah :
1. Pernyataan atau tesis
2. Argumen 1
3. Argumen 2
4. Argumen 3
5. Kalimat penutup
Bagian II Tengah Isi
Pada bagian tengah, elemen yang harus ada ialah :
Topik A. Kalimat (berdasarkan argumen 1)
1. Pendukung contoh 1
2. Pendukung cntoh 2
3. Pendukung contoh 3
4. Kalimt penutup
Topik B pendukung (berdasarkan argumen 2)
1. Pedukung contoh 1
2. Pendukung contoh 2
3. Pendukung contoh 3
4. Kalimat penutup
Topik C. Kalimat (berdasarkan argumen 3)
1. Pendukung contoh 1
2. Pndukung contoh 2
3. Pendukung cntoh 3
4. Kalimat penutup
Bagian III akhir
1. Ringkasan poin utama(tiga kalimat topik-A,B,C)
2. Komentar atau saran tentang pernyataan atau tesis
3. Kalimat penutup.
Syarat-syarat sebuah artikel antara lain :
1.    Isi artikel harus mengandung nilai informatik, menarik, memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, dan ditulis dengan baik.
2.    Panjang sebuah artikel berkisar antara 700 dan 1.200 kata
3.    Menggunakan kata-kata yang akrab dengan segmen pembaca.
4.    Terdapat fakta, analisis terhadap fakta, penilaian (setuju atau tidak setuju), melontarkan ide atau gagasan dengan tujuan meyakinkan, membujuk, atau menghibur pembaca, agar pembaca mengambil posisi tertentu terhadap pkok-pokok gagasan.
Tahap- Tahap Menulis Artikel
1.    Menenemukan ide bisa didapat dari bacaan obrolan pengamatan dan sebagainya.
2.    Mencari bahan referensi bisa berupa buku, kliping koran, majalah data internet dan sebagainya.
3.    Membuat outline yaitu berupa kerangka karangan yang membantu penulis dalam menulis karangan.
4.    Free writing (menulis bebas) berupa penulisan naskah awal (first draft). Seorang penulis harus tekun dan membaca.
5.    Menulis ulang naskah atau rewriting atau revisi tulisan. Caranya menulis ulang tulisan yang sudah ada, sehingga tulisan lebih sempurna
6.    Menyunting naskah (editing), yakni memperbaiki naskah secara redaksional dan subtansial. Pada tahap ini diperlukan kecermatan sehingga akurat, faktual dan tidak ada kata atau kalimat yang sulit dipahami termasuk kesalahan ketik.

D. Cara Menulis Abstrak
Abstrak merupakan tulisan yang terdapat pada laporan penelitian. Abstrak berfungsi membantu pembaca memahami isi pokok, metode yang digunakan, serta data dari karya tulis secara cepat. Tulisan abstrak terdiri dari tiga bagian, yakni bagian awal, bagian kata kunci dan terakhir bagian intisari. Adakalanya abstrak disusun dalam bentuk bebas atau biasa disebut intisari karangan. Intisari berisi ringkasan hasil penelitian dan pembahasan. Teknik pengetikan intisari menggunakan spasi ganda atau 1.5. Spasi tergantung pada petunjuk brosur lomba. Pada LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) tingkat nasional, intisari karangan tidak boleh lebih dari 250 kata atau dua halaman. Abstrak merupakan ringkasan suatu paper yang mengandung semua informasi yang diperlukan pembaca. Tujuannya secara sederhana pembaca mampu mengetahui tujuan penelitian yang dilakukan, bagaimana metode pelaksanaan penelitian yang dilakukan, hasil-hasil yang diperoleh dan simpulan dari penelitian tersebut. Cara menulis abstrak :
1.    Pada suatu laporan penelitian terdapat abstrak. Bagian awal teks abstrak terdapat identitas laporan yang meliputi: nama penulis, tahun penulisan, judul laporan yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali konjugasi dan preposisi), jenis karya tulis, nama sekolah (instansi) dan diakhiri dengan nama pembimbing lengkap dengan gelar akademis. Semua diketik satu spasi.
2.    Bagian kedua abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah identitas laporan. Kata kunci dapat diambil dari judul atau kata penting dalam karya tulis. Jumlah kata kunci tidak lebih dari lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
3.    Bagian selanjutnya adalah teks abstrak. Bagian ini berisi intisari tulisan yang mencakup latar belakang penelitian, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, simpulan, dan (kalau ada) saran yang diajukan. Abstrak yang baik harus mencakup permasalahan, objek penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode penelitian, hasil utama, serta simpulan yang dicapai. Buatlah abstrak menarik, mengandung informasi yang menimbulkan minat pembaca untuk membaca keseluruhan naskah.
Ide yang dimunculkan.
Ketika menulis sebuah abstrak hendaknya harus menjawab beberapa pertanyaan berikut.
1.    Kenapa melakukan penelitian atau proyek tersebut?
2.    Bagaimana dan apa yang telah dilakukan?
3.    Apa yang ditemukan?
4.    Apa maksud dari temuan tersebut?

E. Cara Menulis Makalah
Suatu makalah tidak hanya menjelaskan dan mendiskusikan topik secara mendalam, tetapi juga menunjukkan usaha dan keterampilan penulis dalam mengumpulkan, memilih dan mengorganisasikan informasi dan bahasa secara tepat.
Makalah lebih memfokouskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi kelas, kelompok, seminar atau lokakarya (Anwar Hasmen, 2004:16). Jika makalah penulis baik, itu menunjukkan usaha dan pengetahuan penulis sudah cukup tinggi menurut standar akademik. Syarat menulis makalah yang baik:
1.    Fokus pada topik (judul) yang dipilih
2.    Menyajikan penjelasan yang masuk akal dan ilmiah.
3.    Menulis dengan gaya yang jelas dan bahasa yang komunikatif
4.    Menulis dengan bahasa yang benar dan tepat.
5.    Mencantumkan semua sumber informasi secara tepat.
Menurut Anwar Hasnun (2004: 16-18) makalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Logis 
Artinya, keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji, dibuktikan dan diterima oleh rasio atau akal sehat.
2. Obyektif 
Artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya tidak memihak, tidak berlebihan, dan sejenisnya.
3. Sistematis 
Artinya apa yang disampaikan tersusun dan ditulis secara runtut dan berkesinambungan, ada kaitan antar awal dan akhir.
4. Jelas 
Artinya, keterangan, pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan tidak membingungkan, lugas, tidak bertele-tele.
5. Kebenaranya dapat diuji.
Langkah-angkah menulis makalah :
1.  Menentukan topik atau tema makalah, karena sebagai penentu awal
2.  Mencari bahan atau materi untuk membuat makalah.
3.  Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan atau materi yang sudah terkumpul. Seleksi sehingga tidak terkesan berantakan atau semrawut.
4.  Setelah membaca dan mempelajari bahan, baru menulis makalah.
5.  Lakukan koreksi dan editing pada saat selesai menulis sehingga dapat ditemukan kesalahan ketik ataupun kesalahan konsep
6.  Tulis lagi atau perbaiki tulisan dikomputer atau mesin ketik sehingga makalah akan lebih sempurna.

F. Cara Menulis Artikel Jurnal
Jurnal berbeda dengan majalah atau koran, karena mempunyai visi dan misi tersendiri. Jurnal biasanya terfokus pada kajian dan pengembangan bidang (ilmu) spesifik tertentu yang digeluti oleh sekelompok orang tertentu. Contihnya, ada jurnal ekonomi, politik, sosial, antropologi, agama dan sejenisnya. Artinya, jurnal adalah suatu terbitan yang memuat materi bersama khusus dan ditulis seorang pakar. Jurnal diterbitkan pada jangka waktu tertentu secara berkala. Materi yang ditulis oleh orang yang ahlli di bidangnya seperti pengamat, dosen, praktisi, termasuk mahasisiwa jurusan ilmu terkait. Materi yang ditulis biasanya dikaji secara mendalam dan bersifat akademik. Ketentuan menulis atikel jurnal untuk dimuat antara lain:
a.    Judul bebas
b.    Diketik dua spasi dengan program MS Word.
c.    Minimal 15 halaman (ukuran kertas kuarto)
d.    Menggunakan referensi lengkap dengan model foot note disertai bibligrafi (daftar pustaka)
e.    Menyerahkan naskah asli (print aut) dengan disket (flash disk).
f.     Artikel harus sudah diterima redaksi sebulan sebelum tanggal penerbitan.
Menulis artikel jurnal:
1.    Sebelum menulis jurnal sebaiknya mengenali dulu jurnal-jurnal apa yang sudah terbit, kenali isinya, apa materinya, tulisan apa yang kemungkinan bisa dimuat disana.
2.    Pilihlah jurnal-jurnal tersebut pilihlah jurnal mana yang kira-kira layak dan tepat untuk naskah kita.
3.    Pilihlah tema yang pas dan menguasai materi, sehingga bisa mengkaji lebih mendalam.
4.    Kumpulkan bahan-bahan, buku referensi dan data-data lain yang mendukung dalam penulisan.
5.    Tulislah materi sesuai dengan latar belakang keilmuan.

G. Menulis Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan rangkaian kegiatan penulisan penelitian. Peneliti sebelum menulis penelitian ilmiah tentu harus membuat proposal terlebih dahulu. Proposal merupakan rancangan penelitian berupa langkah- langkah yang harus diikuti oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Proposal penelitian mahasiswa biasanya dijadikan persyarat akademis bagi mahasiswa yang akkan menulis skripsi, tesis atau disertasi. Teknik penulisan proposal penelitian dapat berupa laporan penelitian, makalah hasil penelitian, artikel jurnal penelitian, skripsi, tesis, maupun dissertasi. Sebagai karya ilmiah harus mengikuti format tertentu yang sudah disepakati oleh perguruan tinggi, fakultas, atau program studi. Sistematika dan struktur penulisan baik proposal maupun laporan hasil penelitian dibuat dalam buku panduan penulisan tugas akhir, skripsi, tesis, maupun disertasi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi masing-masing.
Cara menulis proposal penelitian adalah sebagai berikut.
1.    Penyusunan proposal mahasiswa dimulai dengan mengajukan judul kepada program studi. Ada program studi yang mensyaratkan mahasiswa untuk mengajukan 3 judul dan ada pula yang hanya 2 judul.
2.    Menulis proposal penelitian harus memenuhi persyaratan penulisan ilmiah, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang benar, isinya sesuai dengan bidang kajian ilmu masing-masing, dibimbing oleh pembimbing skripsi, tesis atau disertasi yang telah memenuhi persyaratan sebagai pembimbing.
3.    Proposal dibuat dalam bab-bab, dari bab 1 sampai bab 3 yang berisi pendahuluan, kajian teori dan metodologi. Isi setiap bab proposal bergantung pada jenis penelitian masing-masing.
4.    Untuk penelitian kuantitatif pada umumnya mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan definisi operasional. Bab 2 berisi kerangka teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan perumusan hipotesis. Pada bab 3 terdapat metode penelitian, populasi dan sampel, teknik analisi data serta mencantumkan daftar pustaka. 
5.    Komponen proposal penelitian kualitatif mencakup bab 1 pendahuluan, bab 2 acuan teoretik, dan bab 3 metodologi penelitian. Pendahuluan meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian,manfaat penelitian. Bab 3 memuat acuan teori fokus penelitian (acuan fokus 1, fokus 2, fokus 3, dan acuan teoretik yang mendukung), kajian hasil-hasil penelitian.
6.    Komponen proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mencakup bab 1 pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, bab 2 mencakup kerangka teoretik dan hipotesis penelitian, bab 3 rancangan penelitian.

H. Cara Menulis Laporan Penelitian
Laporan penelitian dibuat setelah penelitian dilaksanakan pembuatan laporan penelitian merupakan langkah terakhir dari serentetan kegiatan penulisan.
Penulisan laporan penelitian sama halnya dengan penulisan proposal, format dan sistematika penelitian tergantung juga pada jenis penelitian.
Cara menulis laporan penelitian:
Laporan penelitian bergantung pada jenis penelitian, maka laporan penelitian (skripsi, tesis, atau desertasi ) dibuat dalam 5 bab, yaitu
Bab I 
Pendahuluan
I. Latar belakang masalah
II. Identifikasi masalah
III. Batasan masalah
IV. Rumusan masalah
V. Tujuan
VI. Manfaat
VII. Definisi operasional
Bab II 
Kajian Teori
I. Kerangka teori
II. Penelitian yang relevan
III. Kerangka berpikir
IV. Perumusan hipotesis
Bab III
Metodologi Penelitian atau Prosedur Penelitian
I. Metodologi penelitian populasi, dan sampel
II. Teknik pengambilan dta dan instrumen pengambilan data
III. Teknik analisis data
Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab V 
Kesimpulan dan Saran Serta Dilengkapi Daftar Pustaka


I. Perbedaan Antara Artikel ,Makalah, Kolom, Esai Dan Opini
Artikel 
Artikel termasuk tulisan kategori views (pandangan), yakni tulisan yang berisi pandangan, ide, opini, penilaian penulis tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam KBBI (1991) artikel didefinisikan sebagai karya tulis lengkap di majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah tetapi lebih khusus dibandingkan karya tulis lain. Makalah lebih memfokouskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti diskusi kelas, kelompok, seminar atau lokakarya ( Anwar Hasmen, 2004:16). Suatu makalah tidak hanya menjelaskan dan mendiskusikan topik secara mendalam, tetapi juga menunjukkan usaha dan keterampilan penulis dalam mengumpulkan, memilih dan mengorganisasikan informasi dan bahasa secara tepat.
Kolom
Istilah kolom dapat diasosiasikan sebagai ruang antara dua garis tegak pada lembar kertas atau halaman buku. Dalam konteks ini, kolom disebut juga sebagai lajur. Dalam istilah pemberitaan, misalnya di surat kabar atau koran, kolom diartikan sebagai bagian vertikal pada halaman cetak yang dipisahkan oleh garis tebal atau ruang kosong. Asosiasi lain, kolom berarti bagian khusus yang utama dalam surat kabar atau majalah. Kolom menurut Asep Romli (2003) adalah sebuah rubrik khusus di media cetak yang berisikan karangan atau tulisan pendek, berisikan suatu pendapat subyektif tentang suatu maslah.


Esai
Esai adalah ekspresi tertulis dari opini penulis. Esai adalah karangan yang membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. Esai berisi pendapat atau pandangan pribadi penulis terhadap suatu objek. Esai berupaya meyakinkan pembaca untuk menerima pendapat atau pandangan penulis. Esai terdiri atas beberapa paragraf. Paragraf-paragraf tersebut mengungkapkan sebuah ide pokok. Ide pokok paragraf terdapat dalam kalimat utama. Ide pokok sebagai inti paragraf dapat terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau seluruh paragraf.
Ide pokok paragraf yang terletak pada awal paragraf disebut paragraf deduktif. Ide pokok paragraf yangterletak pada akhir paragraf disebut paragraf induktif. Ide pokok terletak pada awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Ide pokok tersirat dalam paragraf atau kalimat-kalimat dalam paragraf mempunyai kedudukan yang sama penting. Paragraf ini berupa uraian yang bersifat deskriptif atau naratif.
Esai menurut Webster Dictionory adalah sebuah tulisan, karangan, analisis, atau penafsiran tentang sesuatu. Menurut Ensiklopedi Indonesia esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan filsafat bersdasarkan pengamatan, penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yan berlaku dengan mengemukakan gagasan dan wawasan pengarang sendiri. Menurut Encylopediae International esai adalah pengucapan berbentuk prosa dengan panjang sedang, biasanya dengan topik terbatas.
Opini 
Opini ( artikel opini) adalah sebuah karagan yang menekankan pada pendapat pribadi menulis, memperkuat argumen logis dan pemikiran kritis terhadap suatu masalah aktual. Dari segi pemuatan artikel opini dimuat setiap hari. Sebagian media massa memuat satu sampai dua opini.

J. Cara Menulis Puisi, Cerita Lucu, Cerita Bergambar, Pojok, Teka Teki, Resensi, Profil, Feature, Tajuk Rencana.
Cara Menulis Puisi 
Puisi menurut Altendbernd adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum). Unsur puisi antara lain emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan prasaan yang bercampur baur (Rahmat Djoko Pradopo (2007: 7).
Menulis Puisi :
1.    Hal yang utama adalah harus memahami, sering membaca puisi atau mempunyai konsep atau tahu materi tentang puisi.
2.    Mencari dan mempunyai inspirasi atau, pengalaman hidup sebagai pendorong menculnya ide-ide dalam pembuatan puisi, mencoba alam-alam sekitar. Tujuannya dapat menemukan pengalaman estetik.
3.    Coba membawa notebook kemana pergi ketika muncul ide atau ilham langsung mencatat agar tidak datang rasa malas.
4.    Tulislah puisi jangan takut atau malu. Tulis apa yang ingin ditulis tentang prasaan dengan bebas tanpa beban
5.    Baca dan perbaikilah setiap kata yang mengganjal karena dalam puisi juga harus pandai mengolah kata dan memilih kata (diksi)
6.    Setelah puisi selasai minta siapa saja membaca dan menilai, namun akan lebih baik jika puisi dikirim ke media massa sebagai batu ujian. Sebab di sana ada redaktur yang menyeleksi sekian banyak karya puisi.
7.    Jika puisi tidak dimuat di media massa, simpan sebagai kenang-kenangan (dokumentasi pribadi).
Menulis Cerita Humor
1.    Memanfaatkan sumber kelucuan di sekeliling. Ingat, segala sesuatu yang tidak umum biasanya mampu membuat tersenyum. Untuk itu, penting sekali penulis cerita humor memperluas pergaulan.
2.    Selain dari pergaulan, cerita lucu juga bisa diperoleh dengan membaca.
3.    Menjadikan sesuatu yang paradoks, ironi, dan anti-logika menjadi sesuatu yang mengundang tawa. 
4.    Jangan sampai tulisan yang dianggap lucu itu justru norak dan slapstick (dagelan, kasar).. Cerita humor, boleh jadi tidak menginspirasi dan tidak penting. Akan tetapi, penulisnya wajib menjamin tulisan itu benar-benar mampu mengundang senyum atau tawa segar pembaca.
Menulis Cerita Bergambar
Menulis bergambar yaitu berupa karikatur dan gambar ilustrasi atau gambar komik. Gambar-gambar tersebut mempunyai perbedaan tidak ada metode khusus menulis cerita bergambar.  Dalam menulis cerita bergambar semakin sedikit kata yang ditampilkan semakin banyak makna atau pesan yang tersirat dari gambar tersebut.
Cara menulis cerita gambar:
1.    Angkat sebuah cerita kira-kira tema apa yang akan diangkat 
2.    Buat kerangka gambar yang dapat menyampaikan pesan (visual)
3.    Kreasikan gambar-gambar dengan sopan yang telah dibuat, patut diingat bahwa kartun atau karikatur yang kuat adalah kartun atau karikatur yang kendati tanpa teks literer, (atau sedikit teks literer) pesannya mampu ditangkap pembaca.
Menulis Dengan Gambar:
1.    Seperti cara melihat objek, menggunakan material gambar secara tepat, dan paling mendasar “cara memegang pensil”. Memegang pensil saat menggambar ternyata berbeda dengan saat menulis. Saat menggambar diperlukan genggaman beragam sesuai garis yang akan dihasilkan.
2.    Saat akan membuat sketsa tangan haruslah rileks, tidak terlalu kuat seperti saat menulis. Genggam pensil dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Jarak antara ujung telunjuk dan ibu jari akan mempengaruhi garis yang dihasilkan. Jari tengah berfungsi sebagai penopang pensil. 
3.    Saat membuat sketsa, genggam pensil lebih jauh ke atas, ini berguna menghasilkan garis yang lebih ringan, tipis, dan bebas, serta bisa lebih leluasa melihat ujung pensil dalam menghasilkan garis pada kertas, sehingga bisa mengontrol gerak tangan. 
4.    Biasakan dalam membuat sketsa untuk menggerakkan tangan dengan poros dari bahu dan siku, bukan poros pergelangan tangan, ini berguna menghasilkan garis yang stabil dan dengan jangkauan yang lebih luas.
5.    Pada saat membuat pemekatan atau tekstur gambar, genggam pensil lebih jauh ke atas, dengan posisi ujung telunjuk dan ibu jari berjauhan. 
6.    Pada saat menggambar garis yang lebih detail, genggaman pensil mirip pada saat  menulis. Pensil di pegang lebih ke bawah, telunjuk dan ibu jari berdekatan, untuk menghasilkan garis yang pendek-pendek. Mungkin dengan tambahan jari kelingking sebagai penopang.
7.    Periksa kembali hasil kerja (mengoreksi) agar mendapatkan hasil maksimal dan tidak tejadi kesalahan.
Menulis Pojok
Dalam surat kabar kita sering melihat pojok yang terdiri dari dua bagian yaitu pernyataan dan komentar. Berdasarkan tujuan dari tiga aspek yaitu:
1.    Struktur
2.    Kosakata
3.    Ejaan
Pada bagian pernyataan yang terletak di atas komentar ditulis dalam bentuk deklaratif. Pada bagian komentar kata yang digunakan lebih santai dan dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1.    Deklaratif
2.    Introgratif
3.    Imperatif
4.    Klausa terikat
Aspek ejaan pojok :
1.    Penulisan kata asing ditulis dengan huruf miring
2.    Tanda petik ganda digunakan pada kalimat langsung.
Menulis Teka-Teki
Menulis teka-teki bukanlah hal yang mudah dan sepele, melainkan pekerjaan yang tidak kalah penting dan serius dibanding pekerjaan menulis lainnya. Teka-teki membutuhkan tahapan-tahapan yang serius, terencana, dan bersungguh-sungguh agar menghasilkan karya yang berkualitas. Langkah-langkah menulis teka-teki :
1.    Terlebih dahulu tentukan sasaran pembaca: anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, SMP, SMA, mahasiswa, kelompok profesi, kelompok hobi atau umum.
2.    Jangan membuat pembaca merasa kapok dengan soal yang terlalu mudah maupun terlalu sulit.
3.    Pastikan juga status yang dibuat, apakah lebih sebagai pengasah otak, atu sebagai hiburan pengusir kejenuhan.
4.    Soal atau pertanyaan yang dipacak, sesuai dengan ciri utamanya yaitu: komprehensif, lintas ilmu, hendaknya mencakup segala bidang ilmu atau bidang minat baca. Prosentase juga ditentukan oleh sasaran atau kelompok pembaca yang dituju.
5.    Bangkitkan ingatan masa lampau degan memasukan unsur-unsur baru seperti nama lembaga, nama binatang, dan sesuatu yang sedang hangat dibicarakan.
6.    Bekali diri dengan membaca sebanyak mungkin buku dari berbagai latar belakang keilmuan agar semakin hari semakin terampil dan licah bergerak kesana kemari.
7.    Jangan malu- malu, takut, atau sungkan membaca dan mengisi teka-teki yang dibuat atau ditulis oleh orang lain.
8.    Menyempatkan diri meminta masukan dari beberapa orang pembaca yang boleh dibilang pecandu atau penggemar teka-teki.
Menulis Resensi
Resensi berasal dari kata resensie (bahasa Belanda). Kata resensie berasal dari kata recensere (bahasa Latin) yang memiliki arti memberi penilaian. Resensi dapat pula berasal dari kata review (bahasa Inggris), yang memiliki arti lebih luas, yaitu mengupas isi buku, seni lukis, pertunjukan, musik, film, dan drama. Resensi dibuat oleh seorang resensator. Resensi dibuat untuk memberi penilaian atas suatu buku, film, atau karya seni yang lain untuk memberitahu orang lain apakah hal yang diresensi tersebut layak atau tidak untuk dibaca, ditonton, atau didengar. Resensi bersifat informatif, tidak berisi suatu kritikan yang mendalam atau penilaian tentang bermutu atau tidaknya suatu karya cipta tertentu
Dalam meresensi ada tiga sasaran yaitu :
1.    Latar belakng buku.
2.    Macam dan jeni buku.
3.    Keunggulan buku.
Langkah-langkah menulis resensi yaitu ;
1.    Kenali latar belakang buku yang akan diresensi.
2.    Bacalah buku sampai tuntas, dari halam pertama sampai halaman terahkir.
3.    Buatlah penilian tentang keseluruhan isi, atau tentang bab-bab tertentu yang dianggap menonjol.
4.    Lantas kirimkan kemedia massa yang tepat.
Beberapa catatan kritis :
1.    Peresensi memiliki pengetahuan yan mendalam di bidang keahlian.
2.    Peresensi perlu memiliki pengetahuan umum secara komprehensif.
3.    Peresensi memiliki kemampuan menulis resensi dan mempunyai kemauan keras.
4.    Buku yang diresensi harus buku yang memliki daya tariik dan layak diresensi.
5.   
Resensi hendaknya dikirimkan ke media massa yang tepat..
6.    Jangan meresensi buku yang isi atau temanya tidak dikuasai.
7.    Tersedianya buku yang cukup beragam untuk meresensi.
8.    Sediakan waktu untuk membaca resensi penulis lain.



K. Menulis Profil Tokoh
Profil adalah bentuk singkat dari biografi, jadi tulisan mengenai profil hanya mencakup sebagian kecil dari sisi kehidupan seseorang, misalnya ketika orang tersebut baru merebut suatu gelar, memenangi perlombaan, di wisuda sarja, magister, doktor atau mendapat penghargaan. Biografi sendiri meliputi rentang kehidupan seseorang sejak lahir hingga saat biografi ditulis. Namun demikian, dalam tulisan profil sebaiknya disebutkan juga secara singkat usia, tempat lahir, nama orang tua dan nama saudara-saudara kandungnya dan tentu saja hal-hal istimewa yang ingin ditonjolkan dari diri orang tersebut.
Cara menulis profil :
1.    Buatlah bagian pendahuluan atau pembuka. Tulisan profil dapat dibuka dengan kejadian penting yang baru-baru ini dialami orang yang ditulis, misalnya menikah, mendapatkan anak pertama, atau jenis prestasi yang baru-baru ini diperoleh, atau wisuda sarjana, pemberian gelar doktor atau penganugerahan gelar kehormatan dan lain lain. Pada bagian ini perlu dituliskan juga secara garis besar proses kejadian tersebut, misalnya perjuangan orang tersebut untuk sampai ke tahap tersebut. Kalau hal itu mengenai saat menerima penghargaan maka perlu diceritakan secara singkat nama lembaga yang memberikan penghargaan tersebut. Siapa yang memberikan penghargaan juga seharusnya dituliskan. Bagian ini cukup 1 paragraf saja namun bisa juga lebih tergantung ruangan yang tersedia pada media yang bersangkutan. Penting untuk disadari bahwa tulisan yang singkat tetapi padat informasi dewasa ini lebih disukai pembaca.
2.    Pada bagian isi Bagian ini diisi dengan latar belakang orang tersebut, mulai dari keluarga pendidikan, pekerjaaan (buat yang sudah bekerja) dan hobi. Pada bagian ini sebaiknya diulas lebih banyak tentang sifat-sifat istimewa atau prestasi lainnya dari orang yang bersangkutan. Misalnya prestasi ketika sekolah atau saat kuliah, atau penerima beasiswa apa dan prestasi atau keterampilan lainnya. Bagian ini bisa beberapa paragraph tergantung space yang disediakan oleh media tempat profil ini dipublikasikan
3.    Pada bagian penutup Ini merupakan sisi penting untuk meninggalkan kesan baik dari orang yang ingin kita profilkan.

L. Feature
Feature adalah tulisan ringan dan menghibur namun bernilai cerita. Feature menurut Williasmson (1975) adalah tulisan kreatif yang dirancang memberi informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian, situasi atau aspek kehidupan manusia. Pembuatan feature tergantung keinginan yang berpedoman pada model tersebut
Cara menulis feature :
1.    Menulis feature tergantung jenis apa yang ditulis.  Agar dihasilkan tulisan yang khas yang menarik dan berbobot penulis seyogyagnya membekali diri dengan ragam pengetahuan yang relevan dengan bidang yang tengah ditulis.
2.    Sebagian besar penulis feature tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar karena tehnik-tehnik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Struktur tulisan feature disusun seperti kerucut terbalik yang terdiri dari lead, jembatan di antara lead dan tubuh, tubuh tulisan dan penutup. Bagian atasnya berupa lapisan lead dan jembatan yang sama pentingya, dan bagian tengah berupa tubuh tulisan. Bagian bawahnya berupa alenia penutup yang bulat.
3.    Kunci penulisan feature yang baik terletak pada paragraf pertama, yaitu lead. Lead feature berisi hal yang paling penting untuk mengarahkan perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya penulisan.
Tubuh feature berisi situsi dan proses disertai penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana. Pada human interest feature, situasi yang dituturkannya disertai pendapat atau pandangan yang subyektif dari penulisnya mengenai situasi yang diutarakan. Namun demikian, pada bentuk feature ilmiah populer situasi dan proses yang ditutrkan tidak disertai pendapat subyektif, melainkan tetap dipertahankan obyektivitas pandangan. Umumnya, sebuah cerita mendorong untuk terciptanya suatu penyelesaian atau klimaks. Penutup tidak sekadar layak, tapi mutlak perlu bagi banyak feature. Hanya mengikat ujung-ujung bagian cerita yang lepas-lepas dan menunjuk kembali ke lead.

M. Tajuk Rencana
Fungsi tajuk adalah menjelaskan berita, menjelaskan latar belakang, meramalkan masa depan, menyampaikan pertimbangan moral.
Cara menulis tajuk :
1.    Pencarian ide untuk topik yang dikembangkan
2.    Seleksi dan penetapan topik dan pemberian judul. Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, informal, representative, dan merukuk pada bahasa baku.
3.    Pembobotan subtansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana
4.    Penulisan tajuk 
5.    Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka, pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain menggunakan teknik penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik.
6.    Lakukan penulisan dengan cermat, hati- hati serta gunakan bahasa komunikatif.

ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
 







DAFTAR PUSTAKA

Hasmen, Anwar. 2014. Seminar dan Penulisan Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasnun, Anwar. 2014. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.
Yogyakarta: Andi.

KBBI. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/dekat [diakses 26 Januari 2018].

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Romli, Asep. 2003. Jurnalistik Praktis. Jakarta: Gramedia.

Sayuti. 2007. Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.

















Belajar Bijak lewat Perspektif Systemic Functional Linguistics (SFL) mengenai Bahas a Setelah membaca tulisan saudara Aries Utomo, S...