“Menulis adalah seni menciptakan dan
menjelaskan dunia”
Menulis kreatif tidaklah identik dengan fiksi.
Alasannya, melalui menulis siapa saja dapat menuangkan keresahan dalam otak, memproses
otak berpikir dan bekerja dengan baik guna memproduksi sesuatu. Menulis kreatif
tidak hanya berpijak pada ranah fiksi, melainkan pada ranah non fiksi. Buku
saku ini dibuat guna mempermudah dan mengetahui tataran menulis kreatif dalam
berbagai ranah. Buku ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siapa saja
yang ingin menulis ke depannya.
A. Menulis Kreatif Fiksi Dan Menulis Kreatif
Non Fiksi
Menulis merupakan seni menghidupkan dan
melahirkan ide. Tulisan fiksi dan non-fiksi secara garis besar dibedakan
berdasarkan lingkup atau scope yang dibahas dalam tulisan. Ranah fiksi lingkupnya adalah penulis menciptakan dunia.
Sementara lingkup non-fiksi penulis menjelaskan dunia dan memperindah
dunia.
Istilah fiksi mengandung pengertian cerita rekaan atau cerita
khayalan. Karya fiksi disebut cerita rekaan karena sebagai karya naratif, isi
yang terkandung di dalamnya tidak mengacu pada kebenaran sejarah (Abrams dalam
Sayuti: 2007, hal 13). Jenis
naskah fiksi berupa cerita pendek,
cerita bersambung, novel, dan roman. Secara umum unsur intirnsik fiksi berupa pelaku, alur
atau plot, tema utama, setting atau latar, dan amanat. Istilah
non fiksi mengacu pada pembahasan isi tulisan yang sifatnya fakta (sudah
terjadi). Jenis naskah non fiksi berupa
biografi, autobiografi, narasi deskriptif, narasi persuasif, artikel
jurnalistik.
B. Menulis Aartikel
Menurut KBBI (1999) artikel didefinisikan
sebagai karya tulis lengkaph , surat kabar, dan sebainya.
Menurut Asep Samsul M Romli(2003) artikel
secara definiti di artikan sebagai sebuah karangan faktual ( nonfiksi) tentang
suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tidak tentu, untuk dimuata di
surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan
gagasan dan fakta guna untuk meyakinkan , mendidik, menawarkan pemecahan suatu
masalah atau menghibur.
Artikel di kalangan jurnalistik diartikan
sebagai karangan prosa yang dimaut dalam media massa yang membahas isu
tertentu( bukan dalam arti desas desus atau kabar burung). Artikel lebih dimaksudkan untuk
menyamapaikan fakta, analisis fakta, penelitan dan melontarkan ide atau gagasan
alternatif dengan tujuan tertentu. Artikel juga berperan membujuk dan mengambil
posisi sudut pandang tertentu terhadap pokok- pokok gagasan.
Seorang penulis tidak bisa menulis karangan
bermutu dalam sekali tulisan, sekalipun itu artikel. Seorang penulis harus mencoba, berlatih terus
menerus, bergelut dan memperbaiki tulisan. Guna mempermudah suatu karangan
bermutu, dalam hal ini artikel berikut disampaikan kerangka serta tahapan
pembuatan.
Bagian I : Awal
Pada bagian awal, elemen yang harus ada ialah :
1. Pernyataan atau tesis
2. Argumen 1
3. Argumen 2
4. Argumen 3
5. Kalimat penutup
Bagian II Tengah Isi
Pada bagian tengah, elemen yang harus ada ialah
:
Topik A. Kalimat (berdasarkan argumen 1)
1. Pendukung contoh 1
2. Pendukung cntoh 2
3. Pendukung contoh 3
4. Kalimt penutup
Topik B pendukung (berdasarkan argumen 2)
1. Pedukung contoh 1
2. Pendukung contoh 2
3. Pendukung contoh 3
4. Kalimat penutup
Topik C. Kalimat (berdasarkan argumen 3)
1. Pendukung contoh 1
2. Pndukung contoh 2
3. Pendukung cntoh 3
4. Kalimat penutup
Bagian III akhir
1. Ringkasan poin utama(tiga kalimat
topik-A,B,C)
2. Komentar atau saran tentang pernyataan atau
tesis
3. Kalimat penutup.
Syarat-syarat sebuah artikel antara lain :
1.
Isi artikel harus mengandung nilai informatik, menarik,
memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, dan ditulis dengan baik.
2.
Panjang sebuah artikel berkisar antara 700 dan 1.200 kata
3.
Menggunakan kata-kata yang akrab dengan segmen pembaca.
4.
Terdapat fakta, analisis terhadap fakta, penilaian (setuju
atau tidak setuju), melontarkan ide atau gagasan dengan tujuan meyakinkan,
membujuk, atau menghibur pembaca, agar pembaca mengambil posisi tertentu terhadap
pkok-pokok gagasan.
Tahap- Tahap Menulis Artikel
1. Menenemukan ide bisa didapat dari bacaan
obrolan pengamatan dan sebagainya.
2. Mencari bahan referensi bisa berupa buku,
kliping koran, majalah data internet dan sebagainya.
3. Membuat outline yaitu berupa kerangka
karangan yang membantu penulis dalam menulis karangan.
4. Free writing (menulis bebas) berupa
penulisan naskah awal (first draft). Seorang penulis harus tekun
dan membaca.
5. Menulis ulang naskah atau rewriting atau
revisi tulisan. Caranya menulis ulang tulisan yang sudah ada, sehingga tulisan
lebih sempurna
6. Menyunting naskah (editing), yakni
memperbaiki naskah secara redaksional dan subtansial. Pada tahap ini diperlukan
kecermatan sehingga akurat, faktual dan tidak ada kata atau kalimat yang sulit
dipahami termasuk kesalahan ketik.
D. Cara Menulis Abstrak
Abstrak merupakan tulisan yang terdapat pada
laporan penelitian. Abstrak berfungsi membantu pembaca memahami isi pokok,
metode yang digunakan, serta data dari karya tulis secara cepat. Tulisan
abstrak terdiri dari tiga bagian, yakni bagian awal, bagian kata kunci dan
terakhir bagian intisari. Adakalanya abstrak disusun dalam bentuk bebas atau
biasa disebut intisari karangan. Intisari berisi ringkasan hasil penelitian dan
pembahasan. Teknik pengetikan intisari menggunakan spasi ganda atau 1.5. Spasi
tergantung pada petunjuk brosur lomba. Pada LPIR (Lomba Penelitian Ilmiah
Remaja) tingkat nasional, intisari karangan tidak boleh lebih dari 250 kata
atau dua halaman. Abstrak merupakan ringkasan suatu paper yang
mengandung semua informasi yang diperlukan pembaca. Tujuannya secara sederhana
pembaca mampu mengetahui tujuan penelitian yang dilakukan, bagaimana metode pelaksanaan
penelitian yang dilakukan, hasil-hasil yang diperoleh dan simpulan dari
penelitian tersebut. Cara
menulis abstrak :
1. Pada suatu laporan penelitian terdapat abstrak.
Bagian awal teks abstrak terdapat identitas laporan yang meliputi: nama
penulis, tahun penulisan, judul laporan yang ditulis dengan huruf kapital pada
huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali konjugasi dan preposisi), jenis
karya tulis, nama sekolah (instansi) dan diakhiri dengan nama pembimbing
lengkap dengan gelar akademis. Semua diketik satu spasi.
2. Bagian kedua abstrak dicantumkan kata kunci
yang ditempatkan di bawah identitas laporan. Kata kunci dapat diambil dari
judul atau kata penting dalam karya tulis. Jumlah kata kunci tidak lebih dari
lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
3. Bagian selanjutnya adalah teks abstrak. Bagian
ini berisi intisari tulisan yang mencakup latar belakang penelitian, masalah
yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, simpulan, dan
(kalau ada) saran yang diajukan. Abstrak yang baik harus mencakup permasalahan,
objek penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode penelitian,
hasil utama, serta simpulan yang dicapai. Buatlah abstrak menarik, mengandung
informasi yang menimbulkan minat pembaca untuk membaca keseluruhan naskah.
Ide yang dimunculkan.
Ketika menulis sebuah abstrak hendaknya harus menjawab beberapa
pertanyaan berikut.
1. Kenapa melakukan penelitian atau proyek tersebut?
2. Bagaimana dan apa yang telah dilakukan?
3. Apa yang ditemukan?
4. Apa maksud dari temuan tersebut?
E. Cara Menulis Makalah
Suatu makalah tidak hanya menjelaskan dan
mendiskusikan topik secara mendalam, tetapi juga menunjukkan usaha dan
keterampilan penulis dalam mengumpulkan, memilih dan mengorganisasikan
informasi dan bahasa secara tepat.
Makalah lebih memfokouskan pada karya tulis
yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi kelas, kelompok,
seminar atau lokakarya (Anwar Hasmen, 2004:16). Jika makalah penulis baik, itu menunjukkan usaha dan
pengetahuan penulis sudah cukup tinggi menurut standar akademik. Syarat menulis makalah yang baik:
1. Fokus pada topik (judul) yang dipilih
2. Menyajikan penjelasan yang masuk akal dan
ilmiah.
3. Menulis dengan gaya yang jelas dan bahasa yang
komunikatif
4. Menulis dengan bahasa yang benar dan tepat.
5. Mencantumkan semua sumber informasi secara
tepat.
Menurut Anwar Hasnun (2004: 16-18) makalah mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Logis
Artinya, keterangan,
uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji, dibuktikan dan diterima oleh rasio
atau akal sehat.
2. Obyektif
Artinya mengemukakan
keterangan dan penjelasan apa adanya tidak memihak, tidak berlebihan, dan
sejenisnya.
3. Sistematis
Artinya apa yang
disampaikan tersusun dan ditulis secara runtut dan berkesinambungan, ada kaitan
antar awal dan akhir.
4. Jelas
Artinya, keterangan,
pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan tidak membingungkan, lugas,
tidak bertele-tele.
5. Kebenaranya dapat diuji.
Langkah-angkah menulis makalah :
1. Menentukan topik atau tema makalah, karena
sebagai penentu awal
2. Mencari bahan atau materi untuk membuat
makalah.
3. Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan
atau materi yang sudah terkumpul. Seleksi sehingga tidak terkesan berantakan
atau semrawut.
4. Setelah membaca dan mempelajari bahan, baru
menulis makalah.
5. Lakukan koreksi dan editing pada saat
selesai menulis sehingga dapat ditemukan kesalahan ketik ataupun kesalahan
konsep
6. Tulis lagi atau perbaiki tulisan dikomputer
atau mesin ketik sehingga makalah akan lebih sempurna.
F. Cara Menulis Artikel Jurnal
Jurnal berbeda dengan majalah atau koran, karena
mempunyai visi dan misi tersendiri. Jurnal biasanya terfokus pada kajian dan
pengembangan bidang (ilmu) spesifik tertentu yang digeluti oleh sekelompok
orang tertentu. Contihnya, ada jurnal ekonomi, politik, sosial, antropologi,
agama dan sejenisnya. Artinya, jurnal adalah suatu terbitan yang memuat materi
bersama khusus dan ditulis seorang pakar. Jurnal diterbitkan pada jangka waktu
tertentu secara berkala. Materi yang ditulis oleh orang yang ahlli di bidangnya
seperti pengamat, dosen, praktisi, termasuk mahasisiwa jurusan ilmu terkait.
Materi yang ditulis biasanya dikaji secara mendalam dan bersifat akademik. Ketentuan menulis atikel jurnal
untuk dimuat antara lain:
a.
Judul bebas
b.
Diketik dua spasi dengan program MS Word.
c.
Minimal 15 halaman (ukuran kertas kuarto)
d.
Menggunakan referensi lengkap dengan model foot note
disertai bibligrafi (daftar pustaka)
e.
Menyerahkan naskah asli (print aut) dengan disket (flash
disk).
f.
Artikel harus sudah diterima redaksi sebulan sebelum tanggal
penerbitan.
Menulis artikel jurnal:
1.
Sebelum menulis jurnal sebaiknya mengenali dulu jurnal-jurnal
apa yang sudah terbit, kenali isinya, apa materinya, tulisan apa yang
kemungkinan bisa dimuat disana.
2.
Pilihlah jurnal-jurnal tersebut pilihlah jurnal mana yang
kira-kira layak dan tepat untuk naskah kita.
3.
Pilihlah tema yang pas dan menguasai materi, sehingga bisa
mengkaji lebih mendalam.
4.
Kumpulkan bahan-bahan, buku referensi dan data-data lain yang
mendukung dalam penulisan.
5.
Tulislah materi sesuai dengan latar belakang keilmuan.
G. Menulis Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan rangkaian
kegiatan penulisan penelitian. Peneliti sebelum menulis penelitian ilmiah tentu
harus membuat proposal terlebih dahulu. Proposal merupakan rancangan penelitian
berupa langkah- langkah yang harus diikuti oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya. Proposal penelitian mahasiswa biasanya dijadikan persyarat
akademis bagi mahasiswa yang akkan menulis skripsi, tesis atau disertasi.
Teknik penulisan proposal penelitian dapat berupa laporan penelitian, makalah
hasil penelitian, artikel jurnal penelitian, skripsi, tesis, maupun dissertasi.
Sebagai karya ilmiah harus mengikuti format tertentu yang sudah disepakati oleh
perguruan tinggi, fakultas, atau program studi. Sistematika dan struktur
penulisan baik proposal maupun laporan hasil penelitian dibuat dalam buku panduan
penulisan tugas akhir, skripsi, tesis, maupun disertasi yang diterbitkan oleh
perguruan tinggi masing-masing.
Cara menulis proposal penelitian adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan proposal mahasiswa dimulai dengan
mengajukan judul kepada program studi. Ada program studi yang mensyaratkan mahasiswa
untuk mengajukan 3 judul dan ada pula yang hanya 2 judul.
2. Menulis proposal penelitian harus memenuhi
persyaratan penulisan ilmiah, yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang benar,
isinya sesuai dengan bidang kajian ilmu masing-masing, dibimbing oleh
pembimbing skripsi, tesis atau disertasi yang telah memenuhi persyaratan
sebagai pembimbing.
3. Proposal dibuat dalam bab-bab, dari bab 1
sampai bab 3 yang berisi pendahuluan, kajian teori dan metodologi. Isi setiap
bab proposal bergantung pada jenis penelitian masing-masing.
4. Untuk penelitian kuantitatif pada umumnya
mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, dan definisi operasional. Bab 2 berisi kerangka
teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan perumusan hipotesis.
Pada bab 3 terdapat metode penelitian, populasi dan sampel, teknik analisi data
serta mencantumkan daftar pustaka.
5. Komponen proposal penelitian kualitatif
mencakup bab 1 pendahuluan, bab 2 acuan teoretik, dan bab 3 metodologi
penelitian. Pendahuluan meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan
penelitian,manfaat penelitian. Bab 3 memuat acuan teori fokus penelitian (acuan
fokus 1, fokus 2, fokus 3, dan acuan teoretik yang mendukung), kajian
hasil-hasil penelitian.
6. Komponen proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mencakup bab 1 pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
cara pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, bab 2 mencakup kerangka
teoretik dan hipotesis penelitian, bab 3 rancangan penelitian.
H. Cara Menulis Laporan Penelitian
Laporan penelitian dibuat setelah penelitian
dilaksanakan pembuatan laporan penelitian merupakan langkah terakhir dari
serentetan kegiatan penulisan.
Penulisan laporan penelitian sama halnya dengan
penulisan proposal, format dan sistematika penelitian tergantung juga pada
jenis penelitian.
Cara menulis laporan penelitian:
Laporan penelitian bergantung pada jenis penelitian, maka
laporan penelitian (skripsi, tesis, atau desertasi ) dibuat dalam 5 bab, yaitu
Bab I
Pendahuluan
I. Latar belakang masalah
II. Identifikasi masalah
III. Batasan masalah
IV. Rumusan masalah
V. Tujuan
VI. Manfaat
VII. Definisi operasional
Bab II
Kajian Teori
I. Kerangka teori
II. Penelitian yang relevan
III. Kerangka berpikir
IV. Perumusan hipotesis
Bab III
Metodologi Penelitian atau Prosedur Penelitian
I. Metodologi penelitian populasi, dan sampel
II. Teknik pengambilan dta dan instrumen
pengambilan data
III. Teknik analisis data
Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab V
Kesimpulan dan Saran Serta Dilengkapi Daftar Pustaka
I. Perbedaan Antara Artikel ,Makalah, Kolom, Esai
Dan Opini
Artikel
Artikel termasuk tulisan kategori views
(pandangan), yakni tulisan yang berisi pandangan, ide, opini, penilaian penulis
tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam KBBI (1991) artikel didefinisikan
sebagai karya tulis lengkap di majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah tetapi lebih
khusus dibandingkan karya tulis lain. Makalah lebih memfokouskan pada karya
tulis yang dibacakan di muka umum seperti diskusi kelas, kelompok, seminar atau
lokakarya ( Anwar Hasmen, 2004:16). Suatu makalah tidak hanya menjelaskan dan
mendiskusikan topik secara mendalam, tetapi juga menunjukkan usaha dan
keterampilan penulis dalam mengumpulkan, memilih dan mengorganisasikan
informasi dan bahasa secara tepat.
Kolom
Istilah kolom dapat diasosiasikan sebagai ruang
antara dua garis tegak pada lembar kertas atau halaman buku. Dalam konteks ini,
kolom disebut juga sebagai lajur. Dalam istilah pemberitaan, misalnya di surat
kabar atau koran, kolom diartikan sebagai bagian vertikal pada halaman cetak
yang dipisahkan oleh garis tebal atau ruang kosong. Asosiasi lain, kolom
berarti bagian khusus yang utama dalam surat kabar atau majalah. Kolom menurut Asep Romli (2003)
adalah sebuah rubrik khusus di media cetak yang berisikan karangan atau tulisan
pendek, berisikan suatu pendapat subyektif tentang suatu maslah.
Esai
Esai adalah ekspresi tertulis dari opini
penulis. Esai adalah karangan yang membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut
pandang pribadi penulis. Esai berisi pendapat atau pandangan pribadi penulis
terhadap suatu objek. Esai berupaya meyakinkan pembaca untuk menerima pendapat
atau pandangan penulis. Esai terdiri atas beberapa paragraf. Paragraf-paragraf
tersebut mengungkapkan sebuah ide pokok. Ide pokok paragraf terdapat dalam
kalimat utama. Ide pokok sebagai inti paragraf dapat terletak di awal, akhir, awal
dan akhir, atau seluruh paragraf.
Ide pokok paragraf yang terletak pada awal
paragraf disebut paragraf deduktif. Ide pokok paragraf yangterletak pada akhir
paragraf disebut paragraf induktif. Ide pokok terletak pada awal dan akhir
paragraf disebut paragraf campuran. Ide pokok tersirat dalam paragraf atau
kalimat-kalimat dalam paragraf mempunyai kedudukan yang sama penting. Paragraf
ini berupa uraian yang bersifat deskriptif atau naratif.
Esai menurut Webster Dictionory adalah sebuah
tulisan, karangan, analisis, atau penafsiran tentang sesuatu. Menurut Ensiklopedi Indonesia
esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang
kesusastraan, kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan filsafat bersdasarkan
pengamatan, penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yan berlaku dengan
mengemukakan gagasan dan wawasan pengarang sendiri. Menurut Encylopediae International esai
adalah pengucapan berbentuk prosa dengan panjang sedang, biasanya dengan topik
terbatas.
Opini
Opini ( artikel opini) adalah sebuah karagan
yang menekankan pada pendapat pribadi menulis, memperkuat argumen logis dan
pemikiran kritis terhadap suatu masalah aktual. Dari segi pemuatan artikel opini dimuat setiap hari.
Sebagian media massa memuat satu sampai dua opini.
J. Cara Menulis Puisi, Cerita Lucu, Cerita Bergambar, Pojok, Teka
Teki, Resensi, Profil, Feature, Tajuk Rencana.
Cara Menulis Puisi
Puisi menurut Altendbernd adalah pendramaan
pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama
(bermetrum). Unsur puisi
antara lain emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indra,
susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan prasaan yang bercampur baur (Rahmat
Djoko Pradopo (2007: 7).
Menulis Puisi :
1. Hal yang utama adalah harus memahami, sering
membaca puisi atau mempunyai konsep atau tahu materi tentang puisi.
2. Mencari dan mempunyai inspirasi atau,
pengalaman hidup sebagai pendorong menculnya ide-ide dalam pembuatan puisi,
mencoba alam-alam sekitar. Tujuannya dapat menemukan pengalaman estetik.
3. Coba membawa notebook kemana pergi
ketika muncul ide atau ilham langsung mencatat agar tidak datang rasa malas.
4. Tulislah puisi jangan takut atau malu. Tulis
apa yang ingin ditulis tentang prasaan dengan bebas tanpa beban
5. Baca dan perbaikilah setiap kata yang
mengganjal karena dalam puisi juga harus pandai mengolah kata dan memilih kata
(diksi)
6. Setelah puisi selasai minta siapa saja membaca dan
menilai, namun akan lebih baik jika puisi dikirim ke media massa sebagai batu
ujian. Sebab di sana ada redaktur yang menyeleksi sekian banyak karya puisi.
7. Jika puisi tidak dimuat di media massa, simpan sebagai
kenang-kenangan (dokumentasi pribadi).
Menulis Cerita Humor
1. Memanfaatkan sumber kelucuan di sekeliling.
Ingat, segala sesuatu yang tidak umum biasanya mampu membuat tersenyum. Untuk
itu, penting sekali penulis cerita humor memperluas pergaulan.
2. Selain dari pergaulan, cerita lucu juga bisa diperoleh
dengan membaca.
3. Menjadikan sesuatu yang paradoks, ironi, dan
anti-logika menjadi sesuatu yang mengundang tawa.
4. Jangan sampai tulisan yang dianggap lucu itu
justru norak dan slapstick (dagelan, kasar).. Cerita humor, boleh jadi
tidak menginspirasi dan tidak penting. Akan tetapi, penulisnya wajib menjamin
tulisan itu benar-benar mampu mengundang senyum atau tawa segar pembaca.
Menulis Cerita Bergambar
Menulis bergambar yaitu berupa karikatur dan
gambar ilustrasi atau gambar komik. Gambar-gambar tersebut mempunyai perbedaan
tidak ada metode khusus menulis cerita bergambar. Dalam menulis cerita bergambar
semakin sedikit kata yang ditampilkan semakin banyak makna atau pesan yang
tersirat dari gambar tersebut.
Cara menulis cerita gambar:
1. Angkat sebuah cerita kira-kira tema apa yang
akan diangkat
2. Buat kerangka gambar yang dapat menyampaikan
pesan (visual)
3. Kreasikan gambar-gambar dengan sopan yang telah
dibuat, patut diingat bahwa kartun atau karikatur yang kuat adalah kartun atau
karikatur yang kendati tanpa teks literer, (atau sedikit teks literer) pesannya
mampu ditangkap pembaca.
Menulis Dengan Gambar:
1. Seperti cara melihat objek, menggunakan
material gambar secara tepat, dan paling mendasar “cara memegang pensil”.
Memegang pensil saat menggambar ternyata berbeda dengan saat menulis. Saat
menggambar diperlukan genggaman beragam sesuai garis yang akan dihasilkan.
2. Saat akan membuat sketsa tangan haruslah
rileks, tidak terlalu kuat seperti saat menulis. Genggam pensil dengan
menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Jarak antara ujung telunjuk dan
ibu jari akan mempengaruhi garis yang dihasilkan. Jari tengah berfungsi sebagai
penopang pensil.
3. Saat membuat sketsa, genggam pensil lebih jauh
ke atas, ini berguna menghasilkan garis yang lebih ringan, tipis, dan bebas,
serta bisa lebih leluasa melihat ujung pensil dalam menghasilkan garis pada
kertas, sehingga bisa mengontrol gerak tangan.
4. Biasakan dalam membuat sketsa untuk
menggerakkan tangan dengan poros dari bahu dan siku, bukan poros pergelangan
tangan, ini berguna menghasilkan garis yang stabil dan dengan jangkauan yang
lebih luas.
5. Pada saat membuat pemekatan atau tekstur
gambar, genggam pensil lebih jauh ke atas, dengan posisi ujung telunjuk dan ibu
jari berjauhan.
6. Pada saat menggambar garis yang lebih detail,
genggaman pensil mirip pada saat menulis.
Pensil di pegang lebih ke bawah, telunjuk dan ibu jari berdekatan, untuk menghasilkan
garis yang pendek-pendek. Mungkin dengan tambahan jari kelingking sebagai
penopang.
7. Periksa kembali hasil kerja (mengoreksi) agar
mendapatkan hasil maksimal dan tidak tejadi kesalahan.
Menulis Pojok
Dalam surat kabar kita sering melihat pojok
yang terdiri dari dua bagian yaitu pernyataan dan komentar. Berdasarkan tujuan
dari tiga aspek yaitu:
1. Struktur
2. Kosakata
3. Ejaan
Pada bagian pernyataan yang terletak di atas
komentar ditulis dalam bentuk deklaratif. Pada bagian komentar kata yang digunakan lebih santai
dan dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Deklaratif
2. Introgratif
3. Imperatif
4. Klausa terikat
Aspek ejaan pojok :
1.
Penulisan kata asing ditulis dengan huruf miring
2.
Tanda petik ganda digunakan pada kalimat langsung.
Menulis Teka-Teki
Menulis teka-teki bukanlah hal yang mudah dan
sepele, melainkan pekerjaan yang tidak kalah penting dan serius dibanding
pekerjaan menulis lainnya. Teka-teki membutuhkan tahapan-tahapan yang serius,
terencana, dan bersungguh-sungguh agar menghasilkan karya yang berkualitas. Langkah-langkah menulis
teka-teki :
1. Terlebih dahulu tentukan sasaran pembaca:
anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, SMP, SMA, mahasiswa, kelompok profesi, kelompok
hobi atau umum.
2. Jangan membuat pembaca merasa kapok dengan soal
yang terlalu mudah maupun terlalu sulit.
3. Pastikan juga status yang dibuat, apakah lebih
sebagai pengasah otak, atu sebagai hiburan pengusir kejenuhan.
4. Soal atau pertanyaan yang dipacak, sesuai
dengan ciri utamanya yaitu: komprehensif, lintas ilmu, hendaknya mencakup
segala bidang ilmu atau bidang minat baca. Prosentase juga ditentukan oleh sasaran atau kelompok
pembaca yang dituju.
5. Bangkitkan ingatan masa lampau degan memasukan
unsur-unsur baru seperti nama lembaga, nama binatang, dan sesuatu yang sedang
hangat dibicarakan.
6. Bekali diri dengan membaca sebanyak mungkin
buku dari berbagai latar belakang keilmuan agar semakin hari semakin terampil
dan licah bergerak kesana kemari.
7. Jangan malu- malu, takut, atau sungkan membaca
dan mengisi teka-teki yang dibuat atau ditulis oleh orang lain.
8. Menyempatkan diri meminta masukan dari beberapa
orang pembaca yang boleh dibilang pecandu atau penggemar teka-teki.
Menulis Resensi
Resensi berasal dari kata resensie
(bahasa Belanda). Kata resensie berasal dari kata recensere
(bahasa Latin) yang memiliki arti memberi penilaian. Resensi dapat pula berasal
dari kata review (bahasa Inggris), yang memiliki arti lebih luas, yaitu
mengupas isi buku, seni lukis, pertunjukan, musik, film, dan drama. Resensi
dibuat oleh seorang resensator. Resensi dibuat untuk memberi penilaian atas
suatu buku, film, atau karya seni yang lain untuk memberitahu orang lain apakah
hal yang diresensi tersebut layak atau tidak untuk dibaca, ditonton, atau
didengar. Resensi bersifat informatif, tidak berisi suatu kritikan yang
mendalam atau penilaian tentang bermutu atau tidaknya suatu karya cipta
tertentu
Dalam meresensi ada tiga sasaran yaitu :
1. Latar belakng buku.
2. Macam dan jeni buku.
3. Keunggulan buku.
Langkah-langkah menulis resensi yaitu ;
1. Kenali latar belakang buku yang akan diresensi.
2. Bacalah buku sampai tuntas, dari halam pertama
sampai halaman terahkir.
3. Buatlah penilian tentang keseluruhan isi, atau
tentang bab-bab tertentu yang dianggap menonjol.
4. Lantas kirimkan kemedia massa yang tepat.
Beberapa catatan kritis :
1. Peresensi memiliki pengetahuan yan mendalam di
bidang keahlian.
2. Peresensi perlu memiliki pengetahuan umum
secara komprehensif.
3. Peresensi memiliki kemampuan menulis resensi
dan mempunyai kemauan keras.
4. Buku yang diresensi harus buku yang memliki
daya tariik dan layak diresensi.
5.
Resensi hendaknya dikirimkan ke media massa
yang tepat..
6. Jangan meresensi buku yang isi atau temanya
tidak dikuasai.
7. Tersedianya buku yang cukup beragam untuk
meresensi.
8. Sediakan waktu untuk membaca resensi penulis
lain.
K. Menulis Profil Tokoh
Profil adalah bentuk singkat dari biografi,
jadi tulisan mengenai profil hanya mencakup sebagian kecil dari sisi kehidupan
seseorang, misalnya ketika orang tersebut baru merebut suatu gelar, memenangi
perlombaan, di wisuda sarja, magister, doktor atau mendapat penghargaan. Biografi
sendiri meliputi rentang kehidupan seseorang sejak lahir hingga saat biografi
ditulis. Namun demikian, dalam tulisan profil sebaiknya disebutkan juga secara
singkat usia, tempat lahir, nama orang tua dan nama saudara-saudara kandungnya
dan tentu saja hal-hal istimewa yang ingin ditonjolkan dari diri orang
tersebut.
Cara menulis profil :
1. Buatlah bagian pendahuluan atau pembuka. Tulisan
profil dapat dibuka dengan kejadian penting yang baru-baru ini dialami orang
yang ditulis, misalnya menikah, mendapatkan anak pertama, atau jenis prestasi
yang baru-baru ini diperoleh, atau wisuda sarjana, pemberian gelar doktor atau
penganugerahan gelar kehormatan dan lain lain. Pada bagian ini perlu dituliskan
juga secara garis besar proses kejadian tersebut, misalnya perjuangan orang
tersebut untuk sampai ke tahap tersebut. Kalau hal itu mengenai saat menerima
penghargaan maka perlu diceritakan secara singkat nama lembaga yang memberikan
penghargaan tersebut. Siapa yang memberikan penghargaan juga seharusnya dituliskan.
Bagian ini cukup 1 paragraf saja namun bisa juga lebih tergantung ruangan yang
tersedia pada media yang bersangkutan. Penting untuk disadari bahwa tulisan
yang singkat tetapi padat informasi dewasa ini lebih disukai pembaca.
2. Pada bagian isi Bagian ini diisi dengan latar
belakang orang tersebut, mulai dari keluarga pendidikan, pekerjaaan (buat yang
sudah bekerja) dan hobi. Pada bagian ini sebaiknya diulas lebih banyak tentang
sifat-sifat istimewa atau prestasi lainnya dari orang yang bersangkutan.
Misalnya prestasi ketika sekolah atau saat kuliah, atau penerima beasiswa apa
dan prestasi atau keterampilan lainnya. Bagian ini bisa beberapa paragraph tergantung space
yang disediakan oleh media tempat profil ini dipublikasikan
3. Pada bagian penutup Ini merupakan sisi penting
untuk meninggalkan kesan baik dari orang yang ingin kita profilkan.
L. Feature
Feature adalah tulisan ringan dan menghibur namun bernilai cerita. Feature
menurut Williasmson (1975) adalah tulisan kreatif yang dirancang memberi
informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian, situasi atau aspek kehidupan
manusia. Pembuatan feature tergantung keinginan yang berpedoman pada
model tersebut
Cara menulis feature :
1. Menulis feature tergantung jenis apa
yang ditulis. Agar
dihasilkan tulisan yang khas yang menarik dan berbobot penulis seyogyagnya
membekali diri dengan ragam pengetahuan yang relevan dengan bidang yang tengah
ditulis.
2. Sebagian besar penulis feature tetap
menggunakan penulisan jurnalistik dasar karena tehnik-tehnik itu sangat efektif
untuk berkomunikasi. Struktur tulisan feature disusun seperti kerucut
terbalik yang terdiri dari lead, jembatan di antara lead dan
tubuh, tubuh tulisan dan penutup. Bagian atasnya berupa lapisan lead dan
jembatan yang sama pentingya, dan bagian tengah berupa tubuh tulisan. Bagian
bawahnya berupa alenia penutup yang bulat.
3. Kunci penulisan feature yang baik
terletak pada paragraf pertama, yaitu lead. Lead feature
berisi hal yang paling penting untuk mengarahkan perhatian pembaca pada suatu
hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya penulisan.
Tubuh feature
berisi situsi dan proses disertai penjelasan mendalam tentang mengapa dan
bagaimana. Pada human interest feature, situasi yang
dituturkannya disertai pendapat atau pandangan yang subyektif dari penulisnya
mengenai situasi yang diutarakan. Namun demikian, pada bentuk feature
ilmiah populer situasi dan proses yang ditutrkan tidak disertai pendapat subyektif,
melainkan tetap dipertahankan obyektivitas pandangan. Umumnya, sebuah cerita
mendorong untuk terciptanya suatu penyelesaian atau klimaks. Penutup tidak
sekadar layak, tapi mutlak perlu bagi banyak feature. Hanya mengikat
ujung-ujung bagian cerita yang lepas-lepas dan menunjuk kembali ke lead.
M. Tajuk Rencana
Fungsi tajuk adalah menjelaskan berita, menjelaskan
latar belakang, meramalkan masa depan, menyampaikan pertimbangan moral.
Cara menulis tajuk :
1. Pencarian ide untuk topik yang dikembangkan
2. Seleksi dan penetapan topik dan pemberian
judul. Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel opini,
yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, informal,
representative, dan merukuk pada bahasa baku.
3. Pembobotan subtansi materi dan penetapan tesis
dari keseluruhan uraian tajuk rencana
4. Penulisan tajuk
5. Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri
atas pembuka, pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat bahasan
tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana dapat dikembangkan
antara lain menggunakan teknik penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik.
6. Lakukan penulisan dengan cermat, hati- hati
serta gunakan bahasa komunikatif.
ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ ᴥ
DAFTAR PUSTAKA
Hasmen,
Anwar. 2014. Seminar dan Penulisan Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasnun,
Anwar. 2014. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.
Yogyakarta: Andi.
KBBI.
1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/dekat [diakses 26 Januari
2018].
Pradopo, Rachmat Djoko.
2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Romli,
Asep. 2003. Jurnalistik Praktis. Jakarta: Gramedia.
Sayuti.
2007. Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanindita Graha Wida.