Kamis, 25 Januari 2018

Akulturasi di Kota Kudus

Pada tanggal 23 Januari 2017 lalu, penulis melakukan perjalanan ke Kudus, Jawa Tengah guna menunaikan amanah kampus. Waktu yang terbatas membuat penulis tidak bisa eksplore secara mendalam wisata Kudus. Hanya saja penulis sempat berkunjung ke Masjid Menara Kudus yang unik. Berikut sejarah Masjid Menara Kudus yang diambil dari Wikipedia.

Mesjid Menara Kudus (disebut juga dengan Masjid Al Manar ("Mesjid Menara", nama resmi: Masjid Al Aqsa Manarat Qudus; ID masjid: 01.5.14.19.02.000001[1]) adalah masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956 Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan KotaKabupaten KudusJawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa.
Sehari-hari, peziarah berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid. Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada Festival Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Ramadan[2].

Riwayat

Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak terlepas dari peran Sunan Kudus sebagai penggagas dan pendiri. Sebagaimana Walisongo yang lainnya, Sunan Kudus menggunakan pendekatan kultural (budaya) dalam berdakwah. Ia mengadaptasi dan melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha. Akulturasi budaya Hindu dan Budha dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus terlihat jelas pada arsitektur dan konsep bangunan Masjid Menara Kudus.
Masjid ini mulai didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini didasarkan pada inskripsi berbahasa Arab yang tertulis pada prasasti batu berukuran lebar 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid.[3]. Peletakan batu pertama menggunakan batu dari Baitul Maqdis di Palestina, oleh karena itu masjid ini kemudian dinamakan Masjid Al Aqsha.

Arsitektur

Masjid

Masjid Menara Kudus ini memiliki lima pintu sebelah kanan, dan lima pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar daripada semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi[butuh rujukan]. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan padasan tersebut merupakan peninggalan kuno dan dijadikan sebagai tempat wudhu.
Di dalam masjid terdapat dua bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat gapura paduraksa, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai "Lawang Kembar".
Di komplek masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.

Menara

Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu. Menara MasjidJawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug.




Selasa, 09 Januari 2018

PKM DAN PIMNAS

PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) merupakan salah satu program Kementerian Ristek Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional. Muara PKM adalah PIMNAS yang menjadi ajang kompetisi mahasiswa nasional



Gambar. Penulis di PIMNAS Universitas Mahasaraswati, Denpasar

PIMNAS adalah singkatan dari Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) merupakan sebuah ajang kompetisi karya kreatif mahasiswa Diploma dan S1 tingkat nasional yang diadakan oleh Dikti, dimana dalam ajang ini akan bertanding bermacam mahasiswa, dari bermacam jurusan, dan bermacam penjuru Indonesia. Jadi bisa dibilang ini adalah ajang paling bergengsinya para mahasiswa. Pada ajang ini Mahasiswa bisa bersaing dengan mahasiswa se-Indonesia dan keeksisan universitas kamu teruji di ajang ini

Guna mengetahui lebih jauh PKM, berikut adalah Judul Program Kreativitas Mahasiswa

Senin, 08 Januari 2018

SCIENCE AND STORY

SCIENCE and STORY
Terkadang aku lupa tentang bagaimana menerjemahkan kenangan,
Buih Amfoterik menjulang meruntuh lemahkan,
Semua terkadang menyangat selembut elektron,
Membungkam kerinduan diantara celah neuron. .
Diantara geram Anoda, Anhidrat menjadi raja
Gugus senyawa yg meniadakan tiada
Melepas cabang Glikosidik untuk kisah sederhana
Haruskah beryatimkan Asetilana, agar kau dekapku dg rasa
Melihatmu seraksa Deaminasi tanpa deret unsur
Tak perlu derajat, partikel atau molekul untuk berlajur
Cukup tajam mikroskop yg berkata
Berkata jernih menembus rasa dan rasa. .
Ini tentang logika dan harapan
Tentang Ketosa dan konjugasi pertemuan
Tentang oksidasi atau sekedar reaksi sang peramu kata
Tentang akhir sebuah malam yg kovalen mendekap semua cerita. .
Kenangan adalaq simbol hukum Faraday yg menghubungkan massa
Kenangan adala bait hukum Lavoiser yg mngekalkan massa
Kenangan adalah hukum Laplace yg tak dapat dimusnahkan
Kenangan adalah rumus diantara berumus-rumus rumus. .
Terkadang aku lupa tentang bagaimana menerjemahkan kenangan
Mengeja namamu, melihat parasmu atau sekedar menatapmu
Yg aku ingat adalah bagian terkecil dan terbesar dari dunia ini adalah kita
Kamu adalah cerita dan harapan yg tergantung di langit malam. .
Image result for simbol fisika

Selasa, 02 Januari 2018

Perjamuan Jiwa


"Perjamuan Jiwa"
Mengenalmu seperti protector yg melekat,
Aman tanpa terasing dalam gelap,
Melihatmu seperti keindahan dalam Touring ujung dunia tanpa sekat,
Indah tak banyak kata yg luluh senyap. .

Mendengarmu seperti kompresi piston menderu memacu rindu,
Melesat jauh menuju titik-titik pesona,
Bersamamu seperti keindahan di setiap jengkal kilometer,
Membekas halus meluluhkanku. .

Senyummu membuat semua Strobo berhenti bernyanyi,
Terdiam menari diantara lamunan,
Kedipan matamu menghancurkan keanggunan Projie,
Semua tersimpan di hati seperti box-box Givi..
Genggaman tanganmu selalu hangat selayak Taslan,
Menenangkan dan membuat segalanya lebih mudah,
Kelak kutancapkan NRA jauh di akar hatimu agar tertata rapi dalam ketulusan,
Dimana aku menempuh jarak, akan kubawa senyummu dalam deru mesinku. .
Malam adalah bangkitnya sang penyair dalam kertas dan pena.

Sekoci Pengantar

Sekedar pemuda yang ingin merubah dunia melalui tulisan


Belajar Bijak lewat Perspektif Systemic Functional Linguistics (SFL) mengenai Bahas a Setelah membaca tulisan saudara Aries Utomo, S...